Pengertian Value Investing di Pasar Saham: Langsung Paham!
Value investing adalah salah satu strategi investasi di pasar saham. Mencari nilai saham yang murah kemudian jual mahal. Gini caranya!
Sudah banyak kalangan masyarakat yang melek dan sadar bahwa investasi itu keren banget. Salah satu yang paling diminati itu adalah pasar saham. Walaupun ada risiko yang cukup tinggi, tapi kalau kita bisa menangkap momen yang tepat, booyah! keuntungannya bisa gede banget. Salah satu strategi yang banyak digunakan di pasar saham itu adalah Value Investing. Ini strategi yang mencari perusahaan yang dihargai rendah sama pasar, trus kita beli sahamnya dengan harga yang lebih rendah dari nilai sebenarnya perusahaan tersebut.
Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat prinsip-prinsip value investing dan bagaimana ia dapat digunakan sebagai strategi untuk berinvestasi jangka panjang di pasar saham. Kami juga akan membahas metrik-metrik utama yang digunakan dalam value investing, seperti rasio harga terhadap pendapatan dan rasio harga terhadap buku, dan bagaimana mereka dapat digunakan untuk menentukan apakah saham dihargai rendah atau dihargai tinggi.
Pengertian Value Investing
Dalam value investing kita fokus sama fundamental perusahaan, seperti laporan keuangan, laba per saham, dan arus kas perusahaan. Dengan melihat semua itu, kita bisa dapetin gambaran kesehatan dan prospek perusahaan. Trus kita bandingin sama harga saham sekarang. Kalau harga saham lebih rendah dari nilai intrinsic, berarti saham dianggap undervalued dan ini bisa jadi kesempatan investasi yang bagus.Oleh karena itu, analisis fundamental sering dipakai terutama di value investing. Yuk belajar Apa Itu Analisis Fundamental dan Caranya
Aspek Penting Value Investing
Salah satu metrik yang digunakan dalam value investing itu adalah P/E ratio. Ini membandingkan harga saham sama laba per saham. Semakin rendah P/E ratio, semakin undervalued saham tersebut. Tapi, jangan lupa juga kalau value investing itu punya risiko juga. Bisa jadi perusahaan yang kita anggap undervalued ternyata memang susah untuk meningkatkan laba dan jadi sahamnya juga susah untuk naik. Jadi, pastikan kita punya analisis yang matang dan nge-monitor perkembangan perusahaan yang kita beli.Selain P/E ratio, ada juga metrik lain yang digunakan dalam value investing, seperti Price to Book Value (P/BV) ratio. Metrik ini membandingkan harga saham perusahaan dengan nilai buku per saham. Nilai buku per saham merupakan jumlah total aset perusahaan dikurangi total utang dan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Seperti P/E ratio, semakin rendah P/BV ratio, semakin undervalued saham tersebut.
Selain menganalisis metrik keuangan perusahaan, investor juga harus memperhatikan faktor-faktor eksternal seperti lingkungan ekonomi, industri, dan kondisi pasar saat ini. Hal ini penting untuk menentukan prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Metrik-metrik tersebut berbeda dengan candlestick yang ada pada analisis teknikal. Pelajari lebih lanjut Apa sih Analisis Teknikal itu?
Kesimpulan
Value investing memang memiliki risiko yang tinggi, tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang besar jika dilakukan dengan benar. Investor harus memiliki analisis yang matang, kedisiplinan, dan jangka panjang dalam berinvestasi di pasar saham.Dalam jangka panjang, value investing menunjukkan hasil yang baik, namun dalam jangka pendek, hasilnya bisa mengecewakan. Hal ini karena market short term seringkali mengejar momentum dan kadang-kadang tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan. Beberapa investor value suka menunggu hingga perusahaan yang dibeli mengalami kondisi keuangan yang lebih baik sebelum menjualnya.
Namun, dalam setiap investasi pasti ada risiko, yang terpenting adalah seberapa matang analisis kita dan seberapa baik kita mengatur strategi investasi yang sesuai. Value investing menawarkan potensi keuntungan yang besar jika dilakukan dengan benar, itulah kenapa banyak investor yang memilih untuk menggunakan strategi ini dalam berinvestasi di pasar saham.
Gabung dalam percakapan